Pengalaman Sex Di Kelas
Kimcilatos.blogspot.com, cerita sex 2015, cersex, cerita
malam, cerita panas, Namaku Rifan, panggilannya Ifan. Cerita ini
setahun lalu, waktu aku masih
kelas 2 SMU (sekarang kelas 3). Dalam soal sex, aku mengenal diri
sendiri
sebagai orang yang nafsu besar dan suka nekat demi kepuasan sex saya
sendiri.
Kimcilatos.blogspot.com, cerita sex 2015, cersex, cerita
malam, cerita panas, Aku sering mengintip cewek-cewek sekolahku yang
sexy sambil onani, nafsuin,
dan sebagainya dari berbagai tempat sepulang sekolah. Misalnya,
mengintip
cewek-cewek cheerleaders kalau sedang latihan dari jendela kelas di
tingkat
dua. Pernah juga nekat bersembunyi di dalam WC cewek (untungnya saja
tempatnya
bersih) dan mengintip paha?paha ataupun celana dalam cewek-cewek dari
kolong
pintu yang sedang ganti baju olahraga, habis pipis, dan lain-lain.
Bahkan tidak
hanya siswi-siswi saja yang jadi 'korban' pelampiasan sex, guru-guru
wanita
yang nafsuin, cantik, sexy dan sebagainya juga pernah.
Seperti telah dibilang tadi, waktu saya kelas 2, di kelas ada seorang cewek
cantik, namanya Vina. Tapi tidak seperti biasanya, nafsu tidak bergejolak,
hanya biasa-biasa saja. Malah, yang ada aku justru jatuh cinta sama dia. Dan
kayaknya sih dia juga. Tidak hanya itu, anak-anak juga sering meledek ataupun
mencomblangkan aku sama dia.
Pada awalnya saat aku melihat tingkah laku dan ekspresi wajahnya, aku
menilai dia sebagai cewek yang bukan nafsu besar. Vina memang tidak sexy,
badannya tidak berisi-berisi banget. Pantatnya juga tidak bahenol. Dadanya juga
mungkin kurang sedikit dari 34. Tapi kulit putihnya, pahanya yang sering
kelihatan dan leher seragamnya yang suka kendor membuat nafsuku jadi lama-lama
bergejolak. Model rambutnya sangat kusuka. Ikal, belah tengah agak ke pinggir,
dan berwarna hitam kebiruan/blue black. Tapi, pikiranku tertutup oleh Ja-Im
(jaga image) di depan dia, dan berpikir nanti saja kalau sudah jadian saja baru
bisa ngapa-ngapain.
Suatu hari, aku menjalankan niat nekatku seperti biasa. Pertama aku
bersembunyi di WC kamar mandi cewek. Aku tahu pada hari itu cewek-cewek cheer
mau gladi resik, jadi sekalian memakai seragam lomba yang tentunya sedikit
terbuka (sudah gitu ditambah pula cewek-ceweknya sexy-sexy lagi). Yang kulihat
waktu itu adalah beragam model celana dalam yang beberapa menyelip di belahan
pantat, mulai dari yang putih polos, polkadot, biru, dan lain-lain.
Barang yang di bawah segera berdiri tegak, dan aku mencoba membuka
retsleting perlahan. Setelah beberapa saat aku mulai onani, tiba-tiba ada cewek
yang masuk ke WC, lalu ngobrol-ngobrol sama cewek-cewek cheers itu. Dan ketika
kulihat sepatunya, ternyata Vina. Dia lalu sedikit membetulkan rok abu-abunya,
kemudian mengangkat kedua kakinya bergantian ke tembok untuk membetulkan tali
sepatu. Saat itu kulihat jelas paha mulusnya yang putih bersih. Betapa
kencangnya barangku waktu itu. Tapi sebelum aku bisa mengeluarkan spermaku,
cewek-cewek sudah pergi semua. Akhirnya aku mengambil tempat lainnya itu dari
kelas. Aku mengintip dan melanjutkan onani sambil duduk di kursi dekat jendela.
Fuuhh.., cheers itu sexy-sexy sekali.
Tidak lama, tiba-tiba ada seseorang yang lewat di depan kelasku yang
sepertinya adalah cewek. Tiba-tiba lagi, belum sempat aku membetulkan celana,
cewek tersebut masuk kelasku. Ternyata si Vina..! Kagetku tidak dapat
dideskripsikan dengan kata-kata ataupun tulisan dengan bahasa apapun. Maluku
juga bernasib sama. Cat merah pun mungkin masih kalah merah dibanding wajahku.
Vina lalu setengah berteriak, "Yaampuunn.., si Ifaan.. ngapain
kamuu..?" (Vina kalau ngomong denganku pakai aku-kamu).
Vina melihatku dengan setengah senyum malu-malu. Bibirnya yang tersenyum
dia tutupi dengan kedua telapak tangannya seperti orang menyembah.
Dengan terbata-bata aku berbicara, "Eehh.., Vin.., ini.."
Dia langsung memotong omongan gagapku itu, kembali dengan ekspresi
senyuman, "Hahaa.., dasar..! Sini dong bantuin nyariin buku LKS-LKS yang
ketinggalan.."
Sejenak aku justru bingung. Vina yang sudah melihatku setengah bugil bawah
kok biasa-biasa saja, dan malah minta tolong mencarikan buku lagi..? Pikirku,
ya sudahlah.., semoga saja dia tidak 'ember' (cerita-cerita sama orang lain).
Dengan pura-pura tidak ada apa-apa, aku langsung menghampirinya dan membuka
serta mencari-cari di lemari kelas. Vina berdiri di dekatku sambil membungkuk.
Waktu aku sedang mencari-cari buku, aku menyadari kalau Vina memperhatikan aku.
Saat kulihati dia, dan kutanya, "Kenapa, Vin..?", dia hanya
menjawab, "Ehem.., Ooh.., enggaak.." dengan nada manja.
Lalu sekilas kulihat leher seragamnya agak turun, sehingga buah dadanya
yang terbalut bra terlihat. Memang sih tidak besar dan tidak kecil, tapi dapat
membuat nafsuku bangkit. Lalu kuteruskan lagi mencari buku-bukunya. Tahu-tahu,
Vina mendekatkan wajahnya ke pipi kananku, dan menciumnya lembut. Akibatnya,
bulu kudukku jadi merinding. Apalagi ditambah ciuman Vina merambat sampai ke
daerah kuping.
Aku setengah berbisik, "Vin..," dia malah meneruskan ciumannya ke
bibirku.
Tanpa pikir panjang, kuterima dan kubalas ciumannya. Tidak mau kalah. Vina
lalu melingkari kedua tangannya di leherku. Aku pun memeluk badan pinggangnya
sambil sekali-sekali kuelus pantatnya. Vina memulai ciuman lidahnya. Kubalas
lagi, kutabrak-tabrakkan lidahnya di dalam mulutku itu dengan lidahku. Ternyata
diam-diam Vina nafsuan juga. Aku mencoba menyelipkan salah satu tanganku ke
balik kemeja seragamnya yang sudah keluar. Punggungnya benar-benar enak dielus.
Ciumanku sudah lumayan lama. Vina nampak menikmati mengulum-ngulum lidahku.
Kemudian, Vina membuka kemejanya sendiri dan kemejaku juga. Untung saja waktu
itu aku kebetulan tidak memakai kaos dalam, jadi tidak terlalu repot-repot.
Vina lalu mencopot bra-nya, modelnya yang tidak memakai tali. Saat sepintas
kulihat, payudaranya nampak kencang dan sedikit membesar, mungkin ereksinya
cewek. Apalagi saat kuraba-raba, terasa sekali betapa kencangnya payudara Vina.
Putingnya berwarna coklat gelap.
Masih dalam posisi berdiri, kuturunkan kepalaku dan kuelus payudara
indahnya itu dengan lidahku. Sekelilingnya kubasahi dan kujilati kembali. Vina
menikmati jilatan lidahku ke payudaranya. Ia meresponnya dengan, "Aahh..,
uughh..," dan dengan sedikit jambakan ke rambutku. Tidak berapa lama
setelah menghisap 'pepaya bangkok', Vina menuntunku untuk duduk di kursi, dan
dia melucuti celana abu-abu dan celana dalamku. Vina ingin 'spongky-spongky'
(oral seks).
Sebelum mulai, Vina sempat mengocok-ngocok sedikit sambil mendesah,
"Aghh.., ahh..,"
Kini aku tahu bagaimana rasanya apa yang banyak orang bilang seperti
terkena getaran atau sengatan listrik. Barangku langsung ereksi
sekeras-kerasnya. Vina mulai pelan-pelan memasukkan barangku ke mulutnya, agak
malu-malu.
Saat bibirnya mengenai ujung barangku itu, aku langsung refleks mendongak
ke atas, kedua tanganku mencengkeram pinggir meja dan kursi dengan keras.
Namun, setelah beberapa lama Vina naik turun menghisapi barangku, sudah mulai
biasa. Ternyata nikmat sekali. Vina juga sekali-sekali menjilati sekeliling
barangku, dan kemudian lanjut menghisap. Saat itu mungkin itulah ereksi
terbesar dan terkerasku selama ini, dan juga mungkin terpanjang.
Vina memegang pangkal batang kejantananku dengan keras. Vina yang kadang
mengelus bulu testisku dan menjilatinya membuatku sangat geli namun bukan geli
untuk tertawa, melainkan geli nikmat. Selama kegiatan sex itu, aku dan Vina
tidak mengeluarkan dialog apa-apa kecuali hanya mendesah, "Aghg..
ehh.." dan desahan-desahan lainnya.
Tidak lama kemudian, Vina tidak mendudukiku, tapi ia justru berjongkok dan
mulai meng-onani-kan aku. Sejenak aku berpikir mungkin ia belum mau perawannya
hilang. Tetap saja pada akhirnya aku tidak perduli. Aku menerima kocokannya
yang ternyata lebih enak daripada kocokanku sendiri. Apalagi bila kocokan
tangannya mengenai pangkal kepala penisku, wuiihh.., mungkin seperti listrik
ratusan volt. Mungkin karena nafsuku yang sangat besar, orgasme-ku sedikit lagi
tercapai.
Aku langsung menyuruh Vina bersiap-siap, meskipun untuk ngomong pun susah
karena desahan, "Vin.., ehh.. hh.. bentar lagi.."
Vina tidak menjawab. Namun dia sudah siap membuka rongga mulutnya di depan
kemaluanku.
Lalu, "Croott..!" akhirnya aku ejakulasi.
Setelah beberapa semprotan, aku sempat berhenti beberapa detik, dan kuangkat
badan Vina. Aku bermaksud untuk menyiram spermaku tidak hanya di wajahnya saja,
namun di payudaranya juga (seperti di film-film biru).
Akhirnya setelah kutahan, kuteruskan siraman air maniku itu ke dadanya,
meskipun tinggal beberapa semprotan. Vina kemudian terdiam sejenak. Dia
menghempaskan kelelahannya. Sambil melihati dadanya yang tersiram mani, ia juga
mengelap wajahnya yang lebih penuh dengan cairan hangat putih kental dengan
telapak tangannya.
Vina lalu berkata, "Iiihh.., Ifan banyak amat siihh..!" sambil
tersenyum.
Kemudian ia mengambil handuk kecil yang sering ia bawa dari tasnya, dan
lanjut membersihkan maniku lagi. Setelah itu, ia yang masih telanjang bulat
menduduki pahaku sambil melingkari tangannya di leherku.
Lalu ia berkata, "Fan.., yang ini (sambil menunjuk ke
selangkangangannya) jangan dulu yah.., kalo mau kayak tadi aja.."
Aku langsung mengerti maksudnya dengan mengangguk sambil tersenyum.
Kemudian, setelah ia memelukku dengan erat, ia menyuruh supaya segera
berpakaian.
"Fan.., ayo beres-beres, pakean lagi.., nanti tau-tau ada guru atau
petugas sekolah loo..!"
Aku dan Vina segera berpakaian dan keluar kelas dengan hati-hati setelah
mengambil LKS yang dia cari tadi, dan memasang tampang biasa-biasa supaya tidak
dicurigai.
Malamnya, akhirnya aku dan Vina resmi jadian. Lumayan aneh kan, terbalik,
jadian setelah bercinta duluan. Sejak itu hingga sekarang, aku tidak pernah
lagi mengintip dan onani melihat cewek cheers, di WC cewek ataupun guru-guru
wanita.
"WHAT.. are you serious?"
"Yes.. honey"
Mungkin karena terlalu senang, seperti orang kesurupan, saya langsung
memeluknya dengan erat, dan menciuminya bertubi-tubi.
Kami berpelukan dan berciuman disertai kedua tangan kami yang saling
mengelus-elus dan memijit-mijit satu sama lain, sehingga dengan cepat nafsu
kami terbangkit kembali. Lidah kami saling berpilin dan menyedot, enak sekali
rasanya. Kupencet-pencet puting susunya sambil terus berciuman. Sekarang
mulutku berpindah ke leher jenjangnya, kujilat lehernya dan tanganku makin
ganas di dadanya. Istriku membalik tubuhnya dan berada di atasku, lalu dia
mengambil posisi 69, tanpa basa basi dijilatinya barangku mulai dari buah pelir
ke kepalanya, kemudian dimasukkan ke mulutnya. Saya langsung menjilati
klitorisnya yang sudah basah itu dan dibalasnya dengan sedotan-sedotannya yang
nikmat, dia membiarkan batang kemaluanku dalam mulutnya dan dimain-mainkan
dengan lidahnya sambil dihisap, sementara aku mengigit pelan bibir kemaluannya.
Setelah 10 menit, karena saya tidak mau cepat-cepat orgasme kusuruh dia
berhenti. Kali ini dia tidur telentang, saya menindihnya dan kumasukkan batang
kemaluan ke dalam liang kewanitaannya. saya mulai memompanya. Kugerakkan
pantatku naik turun dan dia pun mengikuti gerakan tubuhku. Dia mulai ribut
merintih sambil mengigiti jarinya, menggeleng-gelengkan kepalanya, dan kakinya
sudah melingkari pinggangku, sesekali dia juga mencium bibirku.
"Ohh.. mooree..!"
Makin lama makin kupercepat gerakanku, kami semakin liar di ranjang, kalau
ranjangnya murahan bisa-bisa ambruk karena guncangan sekuat ini. 30 menit kami
berada dalam posisi ini, tubuh kami sudah mandi keringat. Akhirnya kurasakan
dia mulai mengejang, kedua kakinya semakin kencang menjepit pinggangku,
tangannya memelukku erat-erat bahkan kurasakan kukunya mulai menggores
punggungku, tapi tak kuhiraukan.
Akhirnya cairan hangat kurasakan membasahi batang kemaluanku disertai
lolongan panjangnya. Tapi saya masih belum orgasme, kuteruskan menggenjotnya sampai
5 menit kemudian giliranku yang menyemburkan maniku di dalam liang
kewanitaannya. Tubuhku mulai melemas, kami saling cium sambil berguling-guling
sampai akhirnya berbaring dengan nafas terengah-engah.
"I'm very glad you pregnant!" kataku terbata-bata karena nafasku
masih tidak bisa teratur.
"I love you" balasnya sambil menyeka keringat di dahiku.
Mendadak dia menciumku turun ke leher, dada, perut, akhirnya batang
kemaluanku. Dikulumnya batang kemaluanku yang masih berlumur sperma dan cairan
liang kewanitaannya itu dengan rakus. Batang kemaluanku yang tadinya mulai loyo
kembali menegang di mulutnya. Saya mengubah posisiku bersandar di ujung ranjang
sehingga saya bisa memijat-mijat payudaranya yang berukuran sexsy itu.
Setelah membersihkan batang kemaluanku, dia duduk di pangkuanku dengan
posisi berlutut. Sambil kuelus-elus pantatnya dia perlahan-lahan menurunkan
badannya sampai batang kemaluanku tertanam di liang senggamanya. Tanpa
kuperintah, dia langsung menggerakkan tubuhnya turun naik seperti naik kuda.
Payudaranya yang tepat di depan wajahku ikut bergoyang-goyang naik turun
seirama gerakan badannya. Kuhisap payudara kirinya sementara yang kanan
kupijat-pijat dengan lembut sesekali kuputar & kutarik puting merah muda
yang sudah keras itu.
Sebelum klimaks kedua kalinya kusuruh dia berganti posisi. Kali ini dia
menungging di depanku, ingin main belakang rupanya sekarang. Kumasukkan batang
kemaluanku dan tanganku meremas-remas payudaranya yang menggantung itu.
Genjotanku membuatnya mengerang-erang nikmat sambil terus memacu tubuhnya
mengimbangi gerakanku. Butir-butir keringatnya berjatuhan di ranjang.
Setelah 15 menit bermain doggy style, kita orgasme bareng, spermaku
menyemprot 2X ke dalam rahimnya.
Setelah kami istirahat 1 jam, kami pergi ke restaurant
untuk merayakan
kehamilan yang pertama ini. Ternyata istriku ke luar negeri tidak hanya
untuk
menjenguk kakaknya, tetapi juga untuk memeriksa
kehamilannya. Kimcilatos.blogspot.com, cerita sex 2015, cersex, cerita
malam, cerita panas.
E N D
http://kimcilatos.blogspot.co.id/2015/06/cerita-sex-bercinta-di-kelas.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar