Pengalaman Sex Ahh Perih Banget
Kimcilatos.blogspot.com, cerita sex 2015, cersex, cerita
malam, cerita panas. Istri sudah punya. Anak juga sudah sepasang.
Rumah, meskipun cuma rumah BTN
juga sudah punya. Mobil juga meski kreditan sudah punya. Mau apalagi?
Pada
awalnya aku cuma iseng- iseng saja. Lama-lama jadi keterusan juga. Dan
itu
semua karena makan buah terlarang. Kehidupan rumah tanggaku sebetulnya
sangat
bahagia. Istriku cantik, seksi dan selalu menggairahkan. Dari perkawinan
kami
kini telah terlahir seorang anak laki-laki berusia 8 tahun dan seorang
anak
cantik berusia 3 tahun, aku cuma pegawai negeri yang kebetulan punya
kedudukan
dan jabatan yang lumayan.
Kimcilatos.blogspot.com, cerita sex 2015, cersex, cerita
malam, cerita panas. Tapi hampir saja biduk rumah tanggaku dihantam
badai.
Dan memang semua ini bisa terjadi karena keisenganku, bermain-main api
hingga
hampir saja menghanguskan mahligai rumah tanggaku yang damai. Aku
sendiri tidak
menyangka kalau bisa menjadi keterusan begitu. Awalnya aku cuma iseng2
main ke
sebuah klub karaoke. Tidak disangka di sana banyak juga gadis2 cantik
berusia
remaja. Tingkah laku mereka sangat menggoda. Dan mereka memang sengaja
datang
ke sana untuk mencari kesenangan. Tapi tidak sedikit yang sengaja
mencari
laki-laki hidung belang. Terus terang waktu itu aku sebenarnya tertarik
dengan
salah seorang gadis di sana. Wajahnya cantik, Tubuhnya juga padat sintal
seksi,
kulitnya kuning langsat. Dan aku memperkirakan umurnya tidak lebih dari
delapan
belas tahun. Aku ingin mendekatinya, tapi ada keraguan dalam hati. Aku
hanya
memandanginya saja sambil menikmati minuman ringan, dan mendengarkan
lagu-lagu
yang dilantunkan pengunjung secara bergantian. Tapi sungguh tidak diduga
sama
sekali ternyata gadis itu tahu kalau aku sejak tadi memperhatikannya.
Sambil
tersenyum dia menghampiriku, dan langsung saja duduk disampingku. Bahkan
tanpa
malu-malu lagi meletakkan tangannya di atas pahaku. Tentu saja aku
sangat
terkejut dengan keberaniannya yang kuanggap luar biasa ini. “Sendirian
aja
nih.., Omm..”, sapanya dengan senyuman menggoda. “Eh, iya..”, sahutku
agak
tergagap. “Perlu teman nggak..?” dia langsung menawarkan diri. Aku tidak
bisa
langsung menjawab. Sungguh mati, aku benar-benar tidak tahu kalau gadis
muda
belia ini sungguh pandai merayu. Sehingga aku tidak sanggup lagi ketika
dia
minta ditraktir minum. Meskipun baru beberapa saat kenal, tapi sikapnya
sudah
begitu manja. Bahkan seakan dia sudah lama mengenalku. Padahal baru
malam ini
aku datang ke klub karaoke ini dan bertemu dengannya. Semula aku memang
canggung, Tapi lama-kelamaan jadi biasa juga. Bahkan aku mulai berani
meraba-raba dan meremas-remas pahanya. Memang dia mengenakan rok yang
cukup
pendek, sehingga sebagian pahanya jadi terbuka. Hampir tengah malam aku
baru
pulang. Sebenarnya aku tidak biasa pulang sampai larut malam begini.
Tapi
istriku tidak rewel dan tidak banyak bertanya. Sepanjang malam aku tidak
bisa
tidur. Wajah gadis itu masih terus membayang di pelupuk mata. Senyumnya,
dan
kemanjaannya membuatku jadi seperti kembali ke masa remaja. Esoknya Aku
datang
lagi ke klub karaoke itu, dan ternyata gadis itu juga datang ke sana.
Pertemuan
kedua ini sudah tidak membuatku canggung lagi. Bahkan kini aku sudah
berani
mencium pipinya. Malam itu akau benar-benar lupa pada anak dan istri di
rumah.
Aku bersenang- senang dengan gadis yang sebaya dengan adikku. Kali ini
aku
justru pulang menjelang subuh. Mungkin karena istriku tidak pernah
bertanya,
dan juga tidak rewel. Aku jadi keranjingan pergi ke klub karaoke itu.
Dan
setiap kali datang, selalu saja gadis itu yang menemaniku. Dia menyebut
namanya
Reni. Entah benar atau tidak, aku sendiri tidak peduli. Tapi malam itu
tidak
seperti biasanya. Reni mengajakku keluar meninggalkan klub karaoke. Aku
menurut
saja, dan berputar-putar mengelilingi kota Jakarta dengan kijang
kreditan yang
belum lunas. Entah kenapa, tiba-tiba aku punya pikiran untuk membawa
gadis ini
ke sebuah penginapan. Sungguh aku tidak menyangka sama sekali ternyata
Reni
tidak menolak ketika aku mampir di halaman depan sebuah losmen. Dan dia
juga
tidak menolak ketika aku membawanya masuk ke sebuah kamar yang telah
kupesan.
Jari-jariku langsung bergerak aktif menelusuri setiap lekuk tubuhnya.
Bahkan
wajahnya dan lehernya kuhujani dengan ciuman-ciuman yang membangkitkan
gairah.
Aku mendengar dia mendesah kecil dan merintih tertahan. Aku tahu kalau
Reni
sudah mulai dihinggapi kobaran api gairah asmara yang membara. Perlahan
aku
membaringkan tubuhnya di atas ranjang dan satu persatu aku melucuti
pakaian
yang dikenakan Reni, hingga tanpa busana sama sekali yang melekat di
tubuh Reni
yang padat berisi. Reni mendesis dan merintih pelan saat ujung lidahku
yang
basah dan hangat mulai bermain dan menggelitik puting payudaranya.
Sekujur
tubuhnya langsung bergetar hebat saat ujung jariku mulai menyentuh
bagian
tubuhnya yang paling rawan dan sensitif. Jari-jemariku bermain-main
dipinggiran
daerah rawan itu. Tapi itu sudah cukup membuat Reni menggelinjang dan
semakin
bergairah. Tergesa-gesa aku menanggalkan seluruh pakaian yang kukenakan,
dan
menuntun tangan gadis itu ke arah batang penisku. Entah kenapa,
tiba-tiba Reni
menatap wajahku, saat jari-jari tangannya menggenggam batang penis
kebanggaanku
ini, Tapi hanya sebentar saja dia menggenggam penisku dan kemudian
melepaskannya. Bahkan dia melipat pahanya yang indah untuk menutupi
keindahan
pagar ayunya. “Jangan, Omm..”, desah Reni tertahan, ketika aku mencoba
untuk
membuka kembali lipatan pahanya. “Kenapa?” tanyaku sambil menciumi
bagian
belakang telinganya. “Aku.., hmm, aku..” Reni tidak bisa meneruskan
kata-katanya. Dia malah menggigit bahuku, tidak sanggup untuk menahan
gairah
yang semakin besar menguasai seluruh bagian tubuhnya. Saat itu Reni
kemudian
tidak bisa lagi menolak dan melawan gairahnya sendiri, sehingga sedikit
demi
sedikit lipatan pahanya yang menutupi vaginanya mulai sedikit terkuak,
dan aku
kemudian merenggangkannya kedua belah pahanya yang putih mulus itu
sehingga aku
bisa dengan puas menikmati keindahan bentuk vagina gadis muda ini yang
mulai
tampak merekah. Dan matanya langsung terpejam saat merasakan sesuatu
benda yang
keras, panas dan berdenyut-denyut mulai menyeruak memasuki liang
vaginanya yang
mulai membasah. Dia menggeliat- geliat sehingga membuat batang penisku
jadi
sulit untuk menembus lubang vaginanya. Tapi aku tidak kehilangan akal.
Aku
memeluk tubuhnya dengan erat sehingga Reni saat itu tidak bisa leluasa
menggerak-gerakan lagi tubuhnya. Saat itu juga aku menekan pinggulku
dengan
kuat sekali agar seranganku tidak gagal lagi. Berhasil!, begitu kepala
penisku
memasuki liang vagina Reni yang sempit, aku langsung menghentakkan
pinggulku ke
depan sehingga batang penisku melesak ke dalam liang vagina Reni dengan
seutuhnya, seketika itu juga Reni memekik tertahan sambil menyembunyikan
wajahnya di bahuku, Seluruh urat-urat syarafnya langsung mengejang kaku.
Dan
keringat langsung bercucuran membasahi tubuhnya. Saat itu aku juga
sangat
tersentak kaget, aku merasakan bahwa batang penisku seakan merobek
sesuatu di
dalam vagina Reni, dan ini pernah kurasakan pula pada malam pertamaku,
saat aku
mengambil kegadisan dari istriku. Aku hampir tidak percaya bahwa malam
ini aku
juga mengambil keperawanan dari gadis yang begitu aku sukai ini. Dan aku
seolah
masih tidak percaya bahwa Reni ternyata masih perawan. Aku bisa
mengetahui
ketika kuraba pada bagian pangkal pahanya, terdapat cairan kental yang
hangat
dan berwarna merah. Aku benar-benar terkejut saat itu, dan tidak
menyangka sama
sekali, Reni tidak pernah mengatakannya sejak semula. Tapi itu semua
sudah
terjadi. Dan rasa terkejutku seketika lenyap oleh desakan gairah membara
yang
begitu berkobar- kobar. Aku mulai menggerak-gerakan tubuhku, agar
penisku dapat
bermain-main di dalam lubang vagina Renny yang masih begitu rapat dan
kenyal,
Sementara Reni sudah mulai tampak tidak kesakitan dan sesekali tampak di
wajahnya dia sudah bisa mulai merasakan kenikmatan dari gerakan-gerakan
maju
mundur penisku seakan membawanya ke batas ujung dunia tak bertepi. Malam
itu
juga Reni menyerahkan keperawannya padaku tanpa ada unsur paksaan.
Meskipun dia
kemudian menangis setelah semuanya terjadi, Dan aku sendiri merasa
menyesal
karena aku tidak mungkin mengembalikan keperawanannya. Aku memandangi
bercak-bercak darah yang mengotori sprei sambil memeluk tubuh Reni yang
masih
polos dan sesekali masih terdengar isak tangisnya. “Maafkan aku, Reni.
Aku
tidak tahu kalau kamu masih perawan. Seharusnya kamu bilang sejak
semula..”,
kataku mencoba menghibur. Reny hanya diam saja. Dia melepaskan pelukanku
dan
turun dari pembaringan. Dia melangkah gontai ke kamar mandi. Sebentar
saja
sudah terdengar suara air yang menghantam lantai di dalam kamar mandi.
Sedangkan aku masih duduk di ranjang ini, bersandar pada kepala
pembaringan.
Aku menunggu sampai Reni keluar dari kamar mandi dengan tubuh terlilit
handuk
dan rambut yang basah. Aku terus memandanginya dengan berbagai perasaan
berkecamuk di dalam dada. Bagaimanapun aku sudah merenggut kegadisannya.
Dan
itu terjadi tanpa dapat dicegah kembali. Reni duduk disisi pembaringan
sambil
mengeringkan rambutnya dengan handuk lain. Aku memeluk pinggangnya, dan
menciumi punggungnya yang putih dan halus. Reni menggeliat sedikit, tapi
tidak
menolak ketika aku membawanya kembali berbaring di atas ranjang.
Gairahku
kembali bangkit saat handuk yang melilit tubuhnya terlepas dan
terbentang
pemandangan yang begitu menggairahkan datang dari keindahan kedua belah
payudaranya yang kencang dan montok, serta keindahan dari bulu- bulu
halus
tipis yang menghiasi di sekitar vaginanya. Dan secepat kilat aku kembali
menghujani tubuhnya dengan kecupan- kecupan yang membangkitkan
gairahnya. Reni
merintih tertahan, menahan gejolak gairahnya yang mendadak saja terusik
kembali. “Pelan-pelan, Omm. Perih..”, rintih Reni tertahan, saat aku
mulai
kembali mendobrak benteng pagar ayunya untuk yang kedua kalinya. Renny
menyeringai dan merintih tertahan sambil mengigit- gigit bibirnya
sendiri, saat
aku sudah mulai menggerak-gerakan pinggulku dengan irama yang tetap dan
teratur. Perlahan tapi pasti, Reni mulai mengimbangi gerakan tubuhku.
Sementara
gerakan-gerakan yang kulakukan semakin liar dan tak terkendali. Beberapa
kali
Reni memekik tertahan dengan tubuh terguncang dan menggeletar bagai
tersengat
kenikmatan klimaks ribuan volt. Kali ini Reni mencapai puncak orgasme
yang
mungkin pertama kali baru dirasakannya. Tubuhnya langsung lunglai di
pembaringan, dan aku merasakan denyutan-denyutan lembut dari dalam
vaginanya,
merasakan kenikmatan denyut-denyut vagina Reni, membuatku hilang kontrol
dan
tidak mampu menahan lagi permainan ini.. hingga akhirnya aku merasakan
kejatan-kejatan hebat disertai kenikmatan luar biasa saat cairan
spermaku
muncrat berhamburan di dalam liang vagina Renny. Akupun akhirnya rebah
tak
bertenaga dan tidur berpelukan dengan Reni malam itu.
http://kimcilatos.blogspot.co.id/2015/06/cerita-sex-ahh-perih-banget.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar