Cerita Sex Aku Diprawani Oleh Ustadz
Cersex Cerita Sex 2015, Cerita Sex Terbaru 2015, Cerita Dewasa, Cerita
Mesum – Cerita Sex: Aku Diprawani Oleh Ustadz – Namaku Siti Maemunah,panggil aja aku Mae,
aku dibesarkan dari keluarga muslim yang teramat taat, dari kecil aku sudah
diwajibkan pakai baju kurung dan berjilbab sampai aku SMA dan sebuah ledakan
besar terjadi dalam hidupku saat aku SMA, aku lebih mengenal diriku karena saat
itu pertama kali aku merasakan kehangatan dan kenikmatan tubuh lelaki dari adik
papaku.
Kimcilatos.blogspot.com , aku-diprawani-oleh-ustadz , Cerita Sex: Aku Diprawani Oleh Ustadz
Dan mulai saat itu aku paling doyan mencari pengalaman dengan beberapa
lelaki Cuma untuk mengetahui rasa dari tiap kontol yang diberikan mereka pada
tubuhku. Mungkin lingkungan yang kolot membuatku menjadi selalu ingin tau dan
bagiku itu merupakan sebuah perjalanan hidup yang sangat menyenangkan yang
tidak kudapatkan dari dunia kekolotan karena hidupku menjadi lebih berwarna.
Setelah lepas SMA, aku kuliah di sebuah perguruan tinggi islam di
Jogjakarta dan di sini aku dikontrakkan sebuah rumah kecil oleh keluargaku
karena pikir mereka kost-kostan nggak aman buatku tapi di kota inilah aku
bener-bener menjalani pengalaman yang sangat membuatku lebih hidup. Atas
perintah keluargaku yang kolot dan demi menjaga nama baikku sebagai muslimah di
kampung ini aku kadang ikut pengajian bersama ibu-ibu dan teman-temanku sesama
jilbaber yang lainnya.
Di sini ada seorang Uztad yang lumayan sudah berumur dan sering memberi
pengajian kepada masyarakat di kampung ini. Namanya Pak Haji Mahmud Fathoni,
orang-orang sering memanggilnya Uztad Mahmud, perawakannya mirip orang Arab,
tinggi besar dengan usia sudah 50 th-an, kata ibu-ibu sini sih dulu ibunya
diperkosa orang Arab saat ikut kerja di sebua toko kain di Jogja.
Dalam memberikan pengajian terkadang dia dibantu oleh seorang tenaga yang
terhitung masih saudaranya yaitu Pak Muh Ismatullah, sebut saja Pak Is, tidak
jauh beda umurnya dengan Uztad Mahmud tapi orangnya lebih gempal. Walaupun bisa
ngasih ceramah macam-macam tapi aku tidak terlalu mempedulikannya, toh
sama-sama manusia yang belum pernah pulang pergi Neraka-Jogja PP kan? Lagian
seringkali aku ketahui mereka mencuri lihat atau menatapi tubuhku saat
pengajian karena kadang aku memakai kemeja yang agak lumayan ketat sehingga
tetekku lebih tercetak.
Ahh.. namanya juga lelaki, semua sama saja kecuali gantungan
selangkangannya yang beda-beda,ha..ha.. Suatu ketika pengajian di adakan di
rumahku, setelah selesai aku merapikan gelas-gelas teh di dapur, ibu-ibu dan
Uztad Mahmud sudah pada pulang tinggal Pak Ismatullah yang membantu aku
merapikan sofa ruang tamuku tapi tiba-tiba aku dikejutkan dengan kehadiran Pak
Ismatullah yang menatapku dengan jelalatan.
“Oo Pak Is…. kaget saya melihat bapak tiba-tiba sudah ada disini.” Aku
berusaha bersikap sopan padanya.
“Maaf mbak kalau saya ternyata mengagetkan …..”. Dia menjawab tapi tatapan
matanya tidak berhenti menatap tetekku. Saat itu aku memang masih memakai
kemeja lengan panjang yang lumayan agak ketat di bagian dada karena sebelum
pengajian tadi aku baru saja pulang dari Kaliurang bersama teman lelakiku, lalu
aku pura-pura menyibukkan diri mencuci gelas-gelas kotor. Pak Is ternyata masih
diam saja di dapur menatap bagian belakang tubuhku.
“Apakah ada yang kurang Pak Is ?” Akhirnya aku bertanya setelah sekian lama
mendiamkannya.
“Mbak sangat cantik sekali…..dan seksi” Pak Is menjawab. Aku terkejut
dengan jawabannya itu. Jantungku berpacu semakin cepat, aku mulai merinding.
Aneh ku rasakan, aku merasa nggak begitu ngeh dengannya padahal aku orang yang
doyan banget dengan kontol-kontol asing.
“Jangan-jangan….ah, tidak mungkin…. Semoga dia cuma berkata sebenarnya,
hanya caranya mengungkapkan seperti orang yang ingin memperkosaku bulat-bulat.
Tanpa basa-basi.” Aku berusaha menenangkan degup jantungku.
“Terimakasih…..” aku menjawab dengan sedikit gemetar.
“Sebenarnya Mbak sangat menggairahkan, setiap kali saya di dekat Mbak pasti
zakar saya terbangun. Saya masih yakin dapat memuaskan Mbak.” Pak Is berkata
tanpa basa-basi. Deg…. Dugaanku ternyata benar, aku takut sekaligus marah
dengan Pak Is karena caranya yang kurang sopan, mungkin akan berbeda jika ia
mau lebih halus tapi sudah kepalang tanggung. Aku menghadapnya dengan
mengacungkan pisau dapur yang berada tak jauh dariku.
“Hei Pak Is, jangan kurang ajar terhadapku. Ingat aku adalah anak didikmu.
Aku bisa melaporkanmu ke Uztad Mahmud karena kelakuanmu yang tidak sopan
terhadapku” Aku membentak tanpa menghiraukan usianya yang lebih tua dariku.
Tanpa-diduga-duga dia memelintir tanganku yang memegang pisau sehingga pisau
itu terlempar. Aku mengaduh kesakitan. Tapi tangan kirinya telah memelukku
dengan erat. Aku tidak bisa bergerak sama sekali, karena himpitan tenaganya
yang kuat.
“Kamu kira aku bisa ditakuti dengan mainan seperti itu…. hah.” Dia sekarang
menelikung tanganku dan mendekapkan badanku ke badannya. Aku gemetar dan tidak
terpikir untuk berteriak saking gugupnya. “Aku memang mengincarmu dari dulu,
karena itu setiap kamu datang ke pengajian aku pasti selalu berusaha
memperhatikanmu, lekuk tubuhmu begitu sintal menggoda. Jika kamu berusaha
menolak, aku tidak segan-segan mencelakaimu.” Pak Is mengancamku. Aku mulai
ketakutan dan kaget karena ternyata Pak Is yang selalu diam dan sopan bisa
berkata kasar seperti itu. Ohh..apakah tubuhku sudah membuatnya begitu
bernafsu.
“Aku akan melepaskan pelukanku kalau kau mengerti kondisimu saat ini.” Pak
Is meneruskan. Aku hanya diam mengangguk. Dia menyeringai dan melepaskan
pelukannya. Aku langsung terduduk di lantai dan menangis karena cemas terhadap
tubuhku, takut jika Pak Is adalah orang yang suka bersetubuh dengan kekerasan
semacam bondage, ngeri membayangkannya. Pak Is tertawa penuh kemenangan.
Sedangkan hatiku sangat kalut. Pak Is bisa melakukan apa saja terhadapku. Kalau
aku melaporkan dia pada Uztad Mahmud atau warga kampung, juga tidak akan
dipercaya karena dia juga menjadi salah satu orang yang disegani di kampung
ini.
“Kamu tidak perlu menangis… karena aku akan memberikan kepuasan batin yang
tak terhingga kepadamu. Aku tahu kamu sering tidur dengan lelaki kan?bahkan aku
tahu kalau kamu sering memasukkan lelaki ke rumahmu ini, apa kamu ingin
keluargamu dan warga di sini mendengarnya….?” Pak Is berkata dengan tenangnya.
Deg… jantungku seolah-olah berhenti mendengar perkataannya tadi, memang aku
sangat doyan dengan kontol lelaki tapi tidak begini caranya. “Asal kau menuruti
kemauanku, jilbab sholekahmu tidak akan terlepas kemana-mana..” Ancamnya, aku
menjadi muak oleh lelaki yang bersikap kasar begini kepada wanita. Sambil duduk
Pak Is membuka resluiting celananya. Kemaluannya tampak telah membesar dan kini
tepat mengarah di depan wajahku. Akupun kembali membuang muka sambil memejamkan
mata. Pak Is mulai memaksa untuk mengoral batang kejantanannya. Tangannya yang
keras segera meraih kepalaku yang berjilbab dan wajahku ke depan kontolnya.
Setelah itu kemudian Pak Is memaksakan kontolnya masuk ke dalam mulutku hingga
sampai pangkalnya dan sepasang buah kontol bergelantungan di depan bibirku.
Dengan agak terpaksa aku membuka mulutku dan mulai menciumi kontol Pak Is,
sebenarnya ukuran kontol Pak Is hampir sama dengan milik teman lelaki yang
lain, standarlah tetapi punya Pak Is sedikit lebih panjang dan agak membesar di
bagian kepalanya. Akhirnya perlahan aku mulai menjilati dan mengulum kontol
itu. “Ohhhh…. Nikmat sekali sayaang…, kau memang pintar” Pak Is mengerang
sambil meremas rambut di kepalaku yang masih terbungkus oleh jilbab lalu ia
mendorong dan menarik kontolnya di mulutku. Aku gelagapan karena mulutku kini
disumpal oleh kontol Pak Is yang lumayan panjang itu. Pak Is mulai mengocokkan
batang kontolnya dimulutku yang megap-megap karena kekurangan udara. Dipompanya
kontolnya keluar masuk dengan cepat hingga buah penisnya terasa memukul-mukul
daguku. Bunyi berkecipak karena gesekan bibirku dan batang kontol yang sedang
dikulum tidak dapat dihindarkan lagi. Hal ini membuat Pak Is makin bernafsu dan
makin mempercepat gerakan pinggulnya yang tepat berada di depan wajahku. Batang
kontolnya juga semakin cepat keluar masuk di mulutku, dan sesekali membuatku tersedak
dan ingin muntah. Lama sekali rasanya batang kontol Pak Is kukulum dan
membuatku makin lemas dan pucat.
Akhirnya tubuh Pak Is pun mengejan kuat dan Pak Is menumpahkan spermanya di
wajahku sambil meremas dan mengocoknya sendiri sehingga membasahi wajah dan
jilbabku, kemudian dilesakkanlah kontolnya yang masih mengeluarkan sperma itu
di rongga mulutku. Hal ini membuatku tersentak dan kaget, ingin memuntahkannya
keluar namun pegangan dan remasan tangan Pak Is di kepalaku yang berjilbab
sangat keras sekali, sehingga dengan terpaksa aku menelan sebagian besar sperma
itu.
“Aaaahhhhhh..,” Pak Is pun mendesah. “Akhirnya aku bisa menikmati mulutmu
yang indah sayang……..” Gumamnya sambil tetap membenamkan kontolnya di mulutku
untuk kuhisapi. “Ayo ikut aku…..” Pak Is kemudian menarik tanganku dengan
kasar. Dengan setengah menyeretku dia membawaku ke kamar tidurku. Didorongnya
tubuhku ke atas ranjangku yang empuk. “Hmm. Kamar yang bagus dan wangi…. Cocok
untuk kita saling melepas hasrat yang sangat nikmat.” Pak Is mengagumi kamar
tidurku yang bersih dan sejuk. Aku tetap berbaring telungkup. Sia-sia saja aku
walaupun berontak bahkan mungkin dia bisa menjadi lebih parah, aku masih cemas
dengan tubuhku karena teringat pernah melihat gadis-gadis di bondage di Blue
Film membuat aku jengah. Kalau saja Pak Is bisa bersikap halus sedikit, aku
pasti merontokkan kontolnya dengan goyanganku, batinku. Aku sebenarnya mau saja
dientotin kontolnya tapi caranya membuat aku muntah.
“Hei… jangan diam saja. Bangun sini.” Pak Is membentakku. Aku lalu bangun
mendekatinya. Dia menyeringai dan berkata. “Lepaskan seluruh pakaianmu dan
menarilah.”
“Gila… apakah aku disuruh berstriptease dihadapannya atau menari gambus
dengan tubuh telanjang dan masih berjilbab…” Aku semakin gemetar penasaran…. Perlahan-lahan
aku mulai melepaskan pakaian yang kupakai. Kubuka kancing kemeja panjangku satu
persatu dengan tangan gemetar. Nafas Pak Is nampak sedikit tertahan tegang
ketika aku membuka bra warna krem yang kupakai. Aku menggoyang-goyangkan
pantatku perlahan-lahan sambil membuka celana dalam yang merupakan bagian
terakhir perlengkapan pakaianku.
Aku akan membuka jilbab yang aku pakai karena tadi sudah kena spermanya
ketika dihentikan oleh Pak Is, “Jangan dibuka jilbabmu, kamu lebih merangsang
kalau begitu dan aku sangat bernafsu jika bisa meniduri wanita-wanita
muslimah”. Aku menutupi tetekku dan bagian kewanitaanku dengan kedua belah
tanganku sebisa mungkin. Hatiku semakin tidak karuan, antara takut dikasari dan
pingin merasakan kontolnya yang lumayan panjang itu menerobos masuk liang
kenikmatanku. Mata Pak Is semakin beringas “Beruntung sekali aku
mendapatkanmu……. Tubuhmu yang putih mulus dan kencang sungguh luar biasa
indahnya. Mari sini sayang.” Pak Is menarik tanganku dan membaringkanku
telentang. Dia dengan tergesa-gesa melepaskan pakaiannya. Badannya yang hitam
menandakan dia terbiasa bekerja di bawah terik matahari. Kepalaku terasa
berkunang-kunang, rasanya aku hampir tidak sanggup menahan peristiwa ini. Pak
Is perlahan-lahan mendekati aku yang tergolek lemas ditempat tidurku. Diambang
kesadaran kurasakan sesuatu yang basah merayap menelusuri kakiku dan terus
beranjak naik menuju pahaku, tanganku berusaha mencari tahu apa sebenarnya yang
menelusuri kaki dan pahaku.
Aku tersentak kaget ketika kudapati ternyata lidah Pak Is menempel di
belahan pahaku. “Tenanglah…. dinikmati saja….”, aku menggelinjang dengan lemas,
akan tetapi terasa dorongan hasrat menjalari seluruh tubuhku.
“Aakkkhhhhh…..Ohhh…..mmmhhhh….” gumamku lirih. Ternyata Pak Is memperlakukan memekku
dengan sangat halus tapi belum tentu juga kalau ternyata dia bermain dengan
kasar, akan tetapi… Oohhh…nikmat sekali rasanya lidah orang ini. Tubuhku
mengejang, lama lidah Pak Is bermain dengan memekku dan sesekali ia menyentuh
dan menggigit clitorisku yang mulai mengembang dan mengeras. Cairan memekku
mulai keluar meleleh berbaur dengan air liur Pak Is yang masih saja menusukan
lidahnya ke memekku.
Tiba-tiba tubuhku kembali menegang, dan kurasakan sesuatu menjalar
diseluruh tubuhku dan seakan berkumpul dirahimku lalu..
“Oookkhhhh…..hhaagghh…hhaahhhhh….. Aaakkkhh….” erangan panjang dari mulutku
mengiringi semprotan cairan hangat yang keluar dari dalam liang memekku dan
membasahi mulut Pak Is. Ohh… aku orgasme dengan orang yang mengajariku tentang
ajaran agama, tapi rasanya nikmat sekali orgasmeku dari Pak Is ini dan aku
selalu menginginkan lebih dari itu. Kini tubuhku benar-benar lemas sambil kedua
pahaku tetap menghimpit kepala Pak Is dengan nafas yang terengah-engah.
Perlahan Pak Is melepaskan kepalanya dari selangkanganku dan merayap keatas
tubuhku yang masih belum bisa membuka mataku.
“Apa kubilang.. nikmat kan?” Pak Is berbisik ditelingaku. “Mbak tahu kalau
saya sudah jatuh body saat pertama melihat Mbak, jadi nikmati saja tanda cinta
dari bagian tubuh saya” gumamnya lagi
”Mmmmhhhhh….sssshhhhhh…..” aku masih meracau menikmati arus kenikmatan yang
masih mengalir di jiwaku. Dengan lembut ia mencium keningku, hidungku, pipiku
dan sambil menghembuskan nafasnya ia menyibak jilbab di kepalaku lalu mencium
belakang telingaku, membuat gairah dalam tubuhku kembali berkobar dan seluruh
bulu-bulu halus di tubuhku berdiri.
“Bibir Mbak indah..” itu yang terdengar sebelum ia melumat kedua belah
bibir sensualku, aku berusaha menghindar tapi nikmat sekali rasanya. Perlahan
aku mulai membalas dengan membuka bibirku membiarkan lidah Pak Is menyeruak
masuk kedalam mulutku. Ia melepaskan ciumannya lalu bergerak menelusuri leherku
dan menggigit puting tetekku. “Tetek Mbak sungguh menggairahkan.. kencang
sekali sayang..” Ia mengulum dan membenamkan wajahnya di belahan dadaku. aku
menggelinjang dan hasratku menjadi lebih berkobar, akhirnya kudekap tubuh yang
menindih diatasku, Oohhh.. ternyata ia sudah telanjang bulat, kurasakan belahan
pantatnya di kedua tanganku. Lama ia menelusuri dan meremas-remas tetekku lalu
memilin-mulin puting tetekku dengan bibirnya.
“Aaaawwww…..sssshhhhhhhhh…..” desahku nikmat. Kemudian Pak Is bergerak
berusaha membuka kakiku dan menempatkan tubuhnya diantara kedua kakiku. Dengan reflek
kedua tanganku bergerak menutupi selangkanganku, tapi kembali tangan Pak Is
menarik kedua tangan ku dan membawanya ke atas kepalaku yang jilbabnya sudah
mulai kedodoran. Langsung saja ia menyapu kedua ketiakku yang mulus tanpa bulu
dengan lidahnya, kembali tubuhku menghentak dan menggeliat merasakan sensasi
kenikmatan sebagai akibat sapuan lidahnya yang basah itu.
“Oookkkhhhhhh….hhhhh…” tubuhku bergetar, sesuatu yang keras berusaha menyeruak
masuk lubang kenikmatanku, dan perlahan benda itu mulai tenggelam dalam
selangkanganku. Aku mendongak, mataku terpejam merasakan sensasi kenikmatan
yang tiada taranya
“Mmmmmhhhh….sssshhhhh…” dan diakhiri dengan satu sodokan kuat akhirnya
amblaslah seluruh kontol Pak Is kedalam liang memekku. Tubuhku terasa penuh seakan
benda itu menancap tepat di rahimku, hilanglah sudah pertahanan terakhirku.
Tanganku mencengkram erat tubuh Pak Is dan menancapkan kuku-kukuku di
pundaknya. Lalu Pak Is mulai menggerakan pantatnya dan mulai mengobok-obok isi
liang memekku.
“Okkhhhh…..Mbak……. nikmat sekali.. Kamu… kamu…. begitu rapat…” Pak Is terus
mengocok memekku maju dan mundur dan akupun semakin menikmatinya, hilang
rasanya rasa gundah dipikiranku takut jikalau Pak Is bermain kasar dengan
tubuhku, terobati dengan kenikmatan yang tiada taranya. Mulutku mulai meracau
mengeluarkan desahan dan lenguhan.
“Aakhhh….. Paakkk…Iiiss…ssshhhh…. Aduuh…. oohhhhh..akkhh….” lama Pak Is
memacu birahinya dan akupun mengimbanginya dengan menggelora, sampai akhirnya
kembali aku mengejang dan sambil memeluk erat tubuh Pak Is aku kembali
menyemprotkan cairan yang meledak dalam rahimku, aku orgasme untuk yang kedua
dari Pak Is.
“ Aaaaarrrrggghhhhhhh…..ooohhhh…..mmppphhhhh….. ssshhhh
….hhaahhh…haaahh…..hahhh….ssseerrrrr….sseeerr….”. Untuk beberapa saat Pak Is
menghentikan gerakannya dan memeluk erat tubuhku sambil melumat bibirku. Aku
benar-benar menikmati orgasme yang kedua ini, mataku terpejam sambil
kulingkarkan kedua kakiku ke pinggang Pak Is. Tak berapa lama kemudian Pak Is
mencabut kontolnya yang masih mengacung kokoh dari dalam rahimku. “Ohhhh….” ada
sesuatu yang hilang rasanya dari tubuhku.
Perlahan ia bergerak menyamping dan membalikan tubuhku, kali ini aku pasrah
dan lemah tak berdaya hanya menurut saja. Kembali ia menaiki tubuhku, kali ini
dari belakang dan mulai menusuk-nusukan kontolnya ke pantatku. Akupun menyambut
sodokan benda tumpul itu dengan sedikit membuka kakiku dan mengangkat pantat
sekallku, cairan yang keluar dari rahimku mempermudah masuknya kontol Pak Is
melalui jalan belakang dan kembali menancap di memekku. Ia bergerak sambil
kedua tangannya meremas kedua buah tetekku yang sudah menegang dari belakang
dan menggenjotkan pantatnya dengan kuat menghantam liang memekku Gesekan demi
gesekan kurasakan semakin nikmat menyentuh kulit halus liang memekku, tanganku
mencengkeram erat seprei tempat tidurku yang acak-acakan.
“Oouugghhh…. Mbak….Nikmat sekali…… Oookkhhhhh….” Pak Is benar-benar hebat,
ia bisa bertahan lama menggauliku dengan berbagai posisi, sedangkan akupun
semakin gila saja meladeni nafsu Pak Is.
Untuk ketiga kalinya aku mencapai klimaks sedangkan Pak Is mesih saja
berpacu diatas tubuhku. Tubuhku melengkung dan kepala berjilbabku terdongak ke
belakang, semua sendi tubuhku menegang kencang saat beberapa cairan
kenikmatanku meledak di dalam rahimku dan Pak Is dengan teratur masih
menyodokkan kontolnya dengan teratur,
“Hhaaahhhh….aaahhhhhhh….oouuucchhhh…..aakhh..aakkhh….
akkhh….ssseerrr…sseerrrrr….hhhhhhhh…..”.
Sekarang posisi tubuhku duduk dipangkuan laki-laki ini sambil mendekap
dengan kepala mendongak kebelakang, leluasa ia mencumbu leherku yang mulai
sudah basah dengan keringat yang keluar dari seluruh pori-pori tubuhku apalagi
aku masih mengenakan jilbabku, semakin gerah rasanya. Seakan tak pernah puas
terus saja ia mengulum dan menjilati kedua tetekku, digigitnya kedua puting
tetekku dengan giginya bergantian. Kurasakan kontol Pak Is menghujam telak
keliang memekku yang mendudukinya. Sodokan demi sodokan kontolnya yang semakin
gencar kurasakan menggesek kulit memekku sebelah dalam.
Erangan, desahan dan cengkraman menghiasi gerakannya. Kali ini aku tak
mempedulikan lagi siapa laki-laki yang menyetubuhiku, yang jelas aku ingin
terpuaskan dan lelaki pengajar agama ini mampu membuatku melayang. Lama posisi
duduk itu berlangsung sampai akhirnya tubuh Pak Is semakin gencar menyodok
memekku, gerakannya semakin cepat. Pak Is menghempaskan tubuhku kembali
terlentang ditempat tidur, tubuhnya mengejang dan memeluk rapat tubuhku sampai
aku hampir tak bisa bernafas. Lalu kurasakan semburan hangat dengan kencang
membentur dinding rahimku. Ccrroottt….crrooottt….crrroott….
“Aaaahhhhh……aaakkkkhhhhh….Okkhhhhh…..Uuuggghhhhh….aakhh…aakkhh…” Pak Is
mengerang panjang sambil menekan pantatnya kebawah dengan keras, kucengkram dan
kembali kulingkarkan kakiku kepinggangnya dan akupun melepaskan sisa orgasme
yang masih tersisa ditubuhku.
“Oouugghhhh…… ookkhhh….oohhh…ooohhh….hhhhhh…..” Untuk orgasme yang terakhir
ini kami berlangsung hampir bersamaan, akhirnya dengan terkulai lemah tubuh Pak
Is roboh menindih tubuhku yang lemas pula. Lama kami terdiam merasakan sisa
kenikmatan itu dan akhirnya Pak Is mulai beringsut menjauh dari tubuhku.
“Terima kasih Mbak Mae….” setengah sadar dan tidak kudengar Pak Is
membisikan kata-kata itu sambil mengecup keningku. Lalu ia berdiri mematung di
samping tempat tidur. Aku tidak tahu kapan ia pergi karena setelah itu aku
tertidur karena lelah dan kantuk yang menyerangku tanpa mempedulikan keadaan
kamar tidurku yang acak-acakan.
Pagi hari aku baru terbangun dari tidurku, tubuhku serasa hancur dan lelah
bukan kepalang. Kulihat keadaan diriku terasa sisa sperma yang mulai lengket
membanjir di selangkanganku. kulihat banyak sekali cairan sperma Pak Is keluar
meleleh dari dalam memekku bercampur dengan cairan rahimku dan membasahi seprei
tempat tidur. Setengah merangkak aku menuju kamar mandi membersihkan tubuhku
dari bekas keringat dan sperma, guyuran air membuat tubuhku sedikit lebih segar
walaupun rasa capek itu masih terasa ditubuhku. Kulihat memekku memerah dan
bekas cupangan nampak di kedua buah tetekku, lama aku berada di kamar mandi
menunggu cairan sperma Pak Is keluar semua meninggalkan liang rahimku. Selesai
mandi cepat-cepat kubereskan tempat tidurku dan mengganti seprei serta sarung
bantal guling dengan yang masih baru..
Aku masih termenung memikirkan kejadian tadi malam karena seorang pengajar
agama pun mampu membuatku mendesah-desah kenikmatan dan ternyata akupun
menikmati permainannya yang sangat nikmat. Aku bisa mencapai orgasme sampai
empat kali, kuakui hebat sekali permainan Pak Is.
Pada malam hari yang sama pintu rumahku diketuk seseorang. Kupikir temanku
biasanya jam makan malam begini suka nebeng makan, aku buru-buru membukakan
pintu. Betapa terkejutnya aku melihat Pak Is datang bersama dengan Uztad
Mahmud. Mampus, pasti Pak Is tetap mengadu kepada Uztad Mahmud tentang
kebiasaanku ngenyotin kontol-kontol lelaki, kurang ajar batinku.
“Selamat malam Mbak Mae….. aku membawa seseorang yang akan membuat Mbak
merasakan sensasi yang luar biasa.” Pak Is menyeringai kepadaku sedangkan Uztad
Mahmud senyum-senyum menyebalkan.
“Bagaimana Mbak, bukankah sudah saya katakan untuk menikmati saja sensasi
kenikmatan yang akan kami tawarkan daripada bengong sendirian di rumah. Tadi
malam saya melihat Mbak begitu bernafsu dan sangat menikmatinya juga, bukan?.”
Aku menjadi jengah mengingat kejadian tadi malam. Memang diakui akupun
terhanyut dibuai permainan Pak Is. Aku hanya diam memejamkan mataku dan menarik
nafas dalam-dalam sekedar menenangkan perasaanku yang tidak karuan. Aku
betul-betul tidak menyangka, guru ngajiku, orang yang dihormati karena kesucian
dan pengetahuannya tentang moral dan agama di kampung ini ternyata juga ingin
menyetubuhi diriku dan mencicipi kekenyalan tetekku. Apalagi dia sudah sangat
berumur membuatku kurang bernafsu untuk menggelomoh kontolnya.
Tiba-tiba aku merasa jengah dan agak jijik kepada mereka berdua dan
membuatku pikiranku kacau sehingga aku tubuhku agak terhuyung-huyung ke
belakang. Tapi tiba-tiba tangan Pak Is sudah menangkapku dan memelukku dengan
erat.
“Hentikan…….. aku tidak mau melakukannya.” Aku berteriak dengan lemah
tetapi Uztad Mahmud malah mengamatiku dengan penuh nafsu.
“Kamu benar-benar membuatku bernafsu, bagaimana mungkin aku membiarkan
wanita yang sangat menggairahkan pergi?” .
“Sebaiknya Mbak jangan banyak bertingkah, berteriak pun percuma…warga di
sini sangat mempercayai kita berdua, lebih baik layani aku dan Uztad Mahmud.
Ha… ha… ha…” Pak Is menyeringai.
“Lepaskan aku… lepaskan aku…” aku berusaha meronta, tapi Pak Is mengangkat
tubuhku dan membawaku ke kamar tidurku yang telah dia gunakan tadi malam.
Dengan mudahnya dia melemparku ke atas ranjang. Aku sangat terkejut dengan
perkembangan keadaan ini. Mereka akan memperkosa aku seperti ini. Tetapi apa
yang aku bisa lakukan? Sekarang mereka semua berada di kamar tidurku.
Uztad Mahmud mendekat dan merobek daster terusanku dan menarik paksa BH dan
Celana Dalam yang ku kenakan kecuali jilbab yang yang ada di kepalaku sehingga
tetekku yang sekal dan kencang terlihat jelas. Aku menyesal hanya mengenakan pakaian
daster sehingga memudahkan mereka melampiaskan nafsunya. Dan aku kembali cemas
dengan Uztad Mahmud yang ternyata kasar terhadap diriku.
“Wow… payudara yang kencang, Mbak Mae sungguh mempunyai tubuh yang luar
biasa.” Kata Uztad Mahmud. “Aku suka sekali payudara yang kencang dan putih
mulus tanpa cacat.” Uztad melanjutkan.
“Kita beruntung mendapatkan wanita seperti ini…” Pak Is menyahut. Kemudian
tangan Pak Is menggerayangi dan meremas-remas kedua buah tetekku yang sekal.
Pak Is menghisap-hisap puting tetekku dengan penuh nafsu, dan Uztad Mahmud
mulai menggerayangi perut dan pahaku. Tiba-tiba terasa tangannya yang kasar
memasuki celah sempit di memekku. Kini aku mengerti mereka akan berusaha
merangsangku.
“Aampun….. jangan lakukan ini kepadaku, kalian berdua lebih berakhlak
daripadaku “aku memohon belas kasihan mereka, tetapi mereka tidak menunjukkan
sedikitpun rasa simpati, malah wajah mereka menunjukan kebuasan nafsu birahi.
Mereka dengan cekatan telah melepaskan pakaian mereka masing-masing. Kontol Pak
Is sudah kulihat dan kunikmati tadi malam, tetapi sekarang aku terkejut melihat
Kontol Uztad Mahmud yang luar biasa, panjangnya sekitar 20 cm lebih dan
kelihatan berurat-urat.
Aku makin gemetar sekaligus merasakan aneh yang menjalar seakan-akan ingin
merasakan sensasi kontol besar milik Uztad Mahmud. Wajahku terasa panas. Tangan
ku telah ditangkap oleh Pak Is dan tetekku kembali dikenyot-kenyotnya dengan
rakus. Uztad Mahmud memegang pinggangku dan menaruh kontolnya di lubang
pantatku.
“Jangan… jangan disitu… tolong..” Aku menjerit-jerit kesakitan merasakan
dorongan kontol Uztad Mahmud dari belakang. Walaupun doyan kontol lelaki tetapi
aku belum pernah mencoba anal sex karena bagiku selain lebih jorok juga
kelihatan menyakitkan, apalagi malam ini aku bakal disetubuhi oleh dua orang
lelaki sekaligus. Aku pernah dientotin dua lelaki teman mainku dari kampus yang
lain tetapi mereka sangat lembut dan tidak memaksa apalagi menginginkan anusku
untuk memijat kontol mereka….
“Mbak jangan cemas……. akan sedikit menyakitkan ……..tetapi setelah itu kamu
akan menikmatinya.” Uztad Mahmud berkata kepadaku dengan senyum sinis.
“Bukankah tadi malam memekmu telah dipakai oleh Pak Is, maka aku ingin
mencicipi lubang pantatmu yang kuyakin tidak pernah terpakai, masih perawan…
ha.. ha… ha..” seringainya.
Tak lama aku berteriak kesakitan tetapi secepat aku membuka mulut ku untuk
mengaduh Pak Is memasukkan kontolnya di dalam mulutku dan aku menjadi
gelagapan. “Oouummm….mmmpphhh..”
Sementara itu Uztad Mahmud menaruh kontolnya pada lubang pantatku dan
menarik pinggangku ke arahnya. Dia tetapi tidak bisa memasukkan kontolnyanya ke
dalam lubang pantatku yang sakit. “Pak Is… apa kamu punya mentega di dapur
sebab lubangnya sangat sempit” Uztad Mahmud bertanya
“Wah beruntung sekali kau mendapatkan cewek perawan…..ambillah sendiri di
dapur.” Pak Is malah tertawa. Uztad Mahmud lalu pergi menuju dapur. “Pak Is,
tolong lepaskan aku…. Aku tidak sanggup lagi.” Aku memelas pada Pak Is.
“Mbak…tenang saja dan nikmati. Bukankah Mbak sudah tahu dan mengalami
sendiri tadi malam bahwa Mbak Mae benar-benar terpuaskan kan. Kami sudah sangat
paham bagaimana memperlakukan wanita yang memiliki tubuh yang sangat indah dan
nikmat. Dalam hidup kami jarang-jarang memiliki kesempatan mendapatkan wanita menggairahkan
seperti kamu! Maka bagaimana mungkin kami akan tinggalkan?” Pak Is malah
menjawab dengan senyum kemenangan.
Kemudian kusadari tidak ada cara lain dan tak seorangpun dapat
menyelamatkanku. Maka aku berfikir untuk menikmatinya saja seperti yang diucapkan
Pak Is kepadaku. Aku sudah merasa kepalang basah, kenapa tidak dinikmati saja
sekalian, toh akupun merasakan kenikmatan yang tiada tara dengan Pak Is tadi
malam.
Aku tidak peduli lagi dengan usia mereka, aku ingin merasakan sensasi yang belum pernah aku rasakan. Disetubuhi oleh dua orang guru mengajiku, dientotin oleh kontol-kontol yang masih dianggap mempunyai moral yang baik oleh warga kampung ini dan merasakan denyutan kontol panjang dan berurat dalam lubang pantatku. Ini semua membuatku birahiku semakin menggelora.
http://kimcilatos.blogspot.co.id/2015/06/cerita-sex-aku-diprawani-oleh-ustadz.html

Jammin' Jars Slot - Play Online for Free Now - JtmHub
BalasHapusPlay Jammin 세종특별자치 출장마사지 Jars Slot 삼척 출장샵 Online for free at JTMhub ✓ Spin & 성남 출장샵 Win ✓ Instant 여주 출장안마 Play ✓ Easy RTP ✓ 용인 출장마사지 Mobile App.